----- WELCOME TO MARCHING BAND AREA -----

Senin, 25 Mei 2015

Pemenang GPMB XXX Tahun 2015

1. Juara Divisi Umum : MB Bontang PKT

Marching Band Bontang PKT (sebelumnya: Marching Band Yayasan Pupuk Kaltim) merupakan grup marching band yang berasal dari kota Bontang provinsi Kalimantan Timur dibawah naungan PT. Pupuk Kalimantan Timur. Grup ini lebih akrab dikenal dengan singkatan MB-PKT dan populer karena keberhasilannya meraih 11 kali juara umum dalam kejuaraan marching band tingkat nasional (GPMB), beberapa diantaranya secara berturut-turut.

2. 1st Runner-up : MB Waditra Prima Sangatta PT.KPC-Kutai Timur

WPS Marching Band - SMP Prima School merupakan murid-murid SMP dan SD yang ada dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB). Keanggotaan termuda dari kelas 4 SD.

3. 2st Runner-up : Putri Santa Ursula


Catatan Hasil Pemenang GPMB 1982-2014

Berikut ini hasil rekap GPMB sejak pertama kali digelar sampai tahun 2014 :

Tahun
Edisi
Juara Umum
1st Runner-up
2nd Runner-up
1982*
-
1983
I
1984
II
1985
III
1986
IV
1987
V
MB Waditra Ganesha ITB
1988
VI
MB UGM
1989
VII
1990
VIII
Gita Teladan Drum and Brass Corps
MB Bontang PKT
1991
IX
Gita Teladan Drum and Brass Corps
1992
X
Gita Teladan Drum and Brass Corps
MB Putri Santa Ursula
MB Bontang PKT
1993
XI
Gita Teladan Drum and Brass Corps
MB Putri Santa Ursula
1994
XII
MB Bontang PKT
MB Univ Tridinanti
MB Putri Santa Ursula
1995
XIII
MB Bontang PKT
MB Bulldozer
1996
XIV
MB Bontang PKT
MB Bulldozer (?)
1997*
XV
MB Bontang PKT
2000*
XVI
MB Bontang PKT
MB Madah Bahana UI
Gema Citra Telkom Indonesia
2001
XVII
MB Bontang PKT
Garuda Indonesia Flight DC
2002
XVIII
MB Madah Bahana UI
MB Karang Putih Semen Padang
Garuda Indonesia Flight DC
2003
XIX
Garuda Indonesia Flight DC
MB Madah Bahana UI
MB UII
2004
XX
MB Bontang PKT
MB Madah Bahana UI
2005
XXI
MB Madah Bahana UI
MB UGM
Gema Citra Telkom Indonesia
2006
XXII
MB Bontang PKT
MB Semen Gresik
MB Mabah Bahana UI
2007
XXIII
MB Semen Gresik
MB Semen Padang
MB Univ Udayana
2008
XXIV
MB Bontang PKT
MB Semen Padang
MB Bhina Caraka
2009
XXV
MB Bhina Caraka
MB Semen Gresik
MB Gita Surosowan Banten
2010*
XXVI
MB Madah Bahana UI
MB UGM
MB Gita Surosowan Banten
2011
XXVII
MB Bontang PKT
MB BCK Duri Riau
MB Univ Udayana
2012
XXVIII
MB Gita Surosowan Banten
MB Semen Gresik
MB Putri Santa Ursula
2013
XXIX
MB BCK Duri Riau
MB UGM
MB Madah Bahana UI
2014
XXX
 MB. Bontang PKT
 MB Waditra Prima Sangatta PT.  KPC-Kutai Timur
 Putri Santa Ursula
2015
XXXI
???
 ???
 ???

Rekapitulasi Juara Divisi Umum :
- MB Bontang PKT : 11
- MB Madah Bahana UI : 3
- Gita Teladan Drum and Brass Corps : 2
- Garuda Indonesia Flight DC : 1
- MB Bhina Caraka : 1
- MB Gita Surosowan Banten : 1
- MB Semen Gresik : 1
- MB BCK Duri Riau : 1

 Rekapitulasi Runner-up :
- MB UGM : 4
- MB Madah Bahana UI : 3
- MB Semen Gresik : 3
- MB Semen Padang : 3
- MB Bulldozer : 2
- Gita Teladan Drum and Brass Corps : 2
- MB BCK Duri Riau : 1
- MB Univ Tridinanti : 1
- MB Putri Santa Ursula : 1
- MB Waditra Prima Sangatta PT. KPC-Kutai Timur : 1

Rekapitulasi 2nd Runner-up :
- MB Putri Santa Ursula : 4
- MB Bontang PKT : 2
- MB Madah Bahana UI : 2
- Gema Citra Telkom Indonesia : 2
- Garuda Indonesia Flight DC : 2
- MB Udayana : 2
- MB Bhina Caraka : 1
- MB Gita Surosowan Banten : 1
- MB UII : 1
- MB Waditra Ganesha ITB : 1

Ada beberapa catatan dalam rekap ini: Hampir semua band era 80-an dan pertengahan 90-an gak masuk radar padahal (katanya) punya piala juara yang cukup banyak. Contoh nyata adalah unit Tarakanita yang (katanya lagi) sudah mengoleksi 8 gelar GPMB dimana 6 diantaranya Divisi Utama. Kemudian ada juga band Santa Ursula, MB Bulldozer dan MB Crescendo Corps tiga kekuatan utama awal 80-an. Beberapa tim kejutan yang hanya muncul sekali/dua kali juga tidak tercatat karena tidak ada kejelasan jejak rekam mereka.

Grand Prix Marching Band ( GPMB )

1. Pengertian

Grand Prix Marching Band atau lebih dikenal dengan singkatan GPMB merupakan ajang kompetisi orkes barisan/marching band tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan GPMB di Indonesia. Kompetisi ini umumnya diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 1982 dan diikuti oleh sejumlah kelompok orkes barisan yang tersebar di wilayah Indonesia, memperebutkan piala Presiden, piala Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, piala Menteri Pemuda dan Olahraga, piala Menteri Pendidikan Nasional, dan piala Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sebagai ajang kompetisi orkes barisan tertua, penyelenggaraan GPMB seringkali digunakan pula sebagai tolak ukur atas perkembangan orkes barisan di Indonesia. Berbeda dengan bentuk penyelenggaraan kompetisi sejenis yang umumnya diselenggarakan di lapangan terbuka, penyelenggaraan GPMB selalu dilakukan di lapangan tertutup, umumnya diselenggarakan di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Dalam setiap pelaksanaannya, GPMB biasanya digelar dalam empat babak; babak penyisihan, babak perempat final, babak semi final, serta babak final.

2. Sejarah

Kompetisi GPMB pertama kali dicetuskan oleh Gusanto Moeljohardjo, diselenggarakan pada tanggal 29 Desember 1982 dengan nama Tournament Invitation Marching Band atau TIMB di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Penyelenggaraan kompetisisi ini melibatkan berbagai kelompok orkes barisan dari berbagai daerah; Bandung, Yogyakarta, Palembang, Medan, Pekanbaru, Denpasar, Balikpapan, Makassar, serta Aceh. Antusiasme serta respon positif atas penyelenggaran tersebut membuat penyelenggaraannya kembali digelar pada tanggal 27 hingga 30 Desember 1983 dan mengubah nama TIMB menjadi Grand Prix Marching Band (GPMB) yang dimaksudkan sebagai pengembangan lebih lanjut atas kompetisi TIMB sebelumnya, Setelah itu GPMB kemudian dijadikan sebagai ajang kompetisi tahunan yang umumnya digelar pada bulan desember setiap tahunnya.

3. Pembagian Divisi

Penyelenggaraan GPMB biasanya dibagi dalam dua divisi; divisi umum, serta divisi sekolah. Peserta divisi sekolah umumnya terdiri dari kelompok-kelompok orkes barisan yang dimiliki oleh institusi pendidikan tertentu, sementara divisi umum terdiri atas semua kelompok orkes barisan yang mewakili suatu institusi pendidikan. Pada pelaksanaannya, beberapa kelompok orkes barisan lebih memilih untuk bertanding dalam divisi umum, tidak dalam divisi sekolah meskipun pada kenyataannya kelompok orkes barisan tersebut dimiliki oleh satu institusi pendidikan. Hal ini umumnya disebabkan kelompok orkes barisan tersebut tidak semata-mata mewakili suatu institusi pendidikan, melainkan organisasi lainnya baik perusahaan ataupun organisasi pemerintahan seperti pemerintah daerah. Pada tahun 2012 pembagian divisi diubah menjadi Divisi Satu dan Divisi Utama.

4. Aspek-Aspek Penilaian

Penilaian dalam setiap penampilan kelompok orkes barisan peserta GPMB umumnya terbagi dalam beberapa aspek:
  • Aspek musikal; meliputi harmonisasi, serta teknis permainan baik kelompok, ataupun perseorangan: Music Analysis Horn Line, Music Analysis Percussion Line, Solo Horn, Duet Horn, serta Solo Percussion.
  • Aspek visual; meliputi koreografi, baris berbaris, busana, serta teknis permainan secara kelompok ataupun perseorangan: Marching and Maneuvering, Display and Showmanship, Color Guard, Busana Team, serta Busana Field Commander.
  • Aspek kepemimpinan; umumnya meliputi faktor individu, komandan lapangan, dalam kapasitasnya memimpin sebuah pertunjukan: Field Commander.
  • Aspek umum; meliputi faktor seni serta estetika dalam pertunjukan secara keseluruhan: General Effect.

Senin, 18 Mei 2015

Persatuan Drum Band Indonesia ( PDBI )

Drumband di Indonesia sebetulnya sudah banyak sekali penggemarnya namun dalam sejarah berdirinya, organisasi ini belum lama ada. Itupun muncul atas desakan keras dari Dinas olahraga DKI Jaya dan KONI DKI Jaya oleh karena itu Yayasan Dharma Wanodya, sebuah perkumpulan Drumband di Jakarta, pada tanggal 25 September 1977 mengambil prakarsa untuk mengadakan pertemuan dengan seluruh perkumpulan drumband yang ada di DKI Jakarta Raya. Pertemuan pertama tersebut berlanjut dengan pertemuan kedua tanggal 7 Oktober 1977. Atas keputusan pertemuan tersebut, dibentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang, untuk mempersiapkan pembentukan wadah organisasi drumband. Kelima orang itu adalah B. Nurdanadharma, Gusanto Mulyohardjo, Drs. Zaidan Hendy, Slamet Nugrahono dan E. Sukarno. Bahkan Pemerintah DKI Jaya mendesak lebih lanjut untuk secepatnya, organisasi itu terbentuk dengan S.K. Gubernur KDH DKI Jaya No. 700 yang isinya menentukan bahwa kegiatan drumband dibina oleh Dinas Olahraga dan KONI DKI Jaya.

Singkatnya pada Desember 1977, terbentuklah PB. PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia) dengan beberapa peraturan yang masih bersifat sementara, termasuk Anggaran Dasarnya. Menurut perhitungan yang ada jumlah unit drumband di seluruh Indonesia lebih banyak dari pada apa yang tercatat sebanyak 84 drumband. Kenyataannya setelah diadakan hubungan dengan semua Bupati maupun Walikota seluruh wilayah Indonesia, mendapat tanggapan positif, dan terdaftar 400 unit drumband, yang tersebar di 25 prospinsi. Dari sekian banyak unit drumband itu, ternyata yang pernah ikut dalam kejuaraan-kejuaraan Terbuka Drumband Jakarta, Piala Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta Kejuaraan Nasional. Selain itu masih ada kejuaraan-kejuaraan di daerah-daerah, seperti di Surabaya, Purwokerto, Medan dan lain-lainnya. Hingga saat ini belum ada standarisasi mengenai peraturan perlombaan. Sedang yang dipergunakan adalah peraturan penerapan beberapa aspek olahraga terkandung dalam kegiatan drumband seperti : aspek pendidikan, kesehatan, prestatief, dan terakhir Hankamnas dalam rangka ketahanan nasional.

Lambang organisasi PDBI berbentuk bunga teratai dengan lima sudut dan warna dasar biru. Di tengah lingkaran berbentuk cincin, terdapat peralatan drumb band yang berupa : 1 buah bell lyra, satu buah drum dan satu buah tongkat Dum Mayor, berwarna merah, putih dan kuning.

Arti bentuk :

Bunga teratai : Warga PDBI selalu siap dalam membina generasi muda, mendidik tunas-tunas bangsa.

Cincin : Lambang keolahragaan amatirisme, bahwa dengan olahraga kita bina bangsa menuju maysarakat yang sehat sejahtera.

Alat Drumband : Dengan hentakan dan dentuman suara drum, serta dentingan Bell lyra yang lengking mengalun merdu, senada dan seirama, sehingga mampu membangkitkan semangat cinta tanah air, Indonesia.

Arti warna :

Biru : Sebagai dasar lambang damai, abadi dan sejahtera

Kuning : Lima sudut bunga teratai dan cincin amatirisme ; keluhuran cita-cita PDBI yangberlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Putih : Huruf-huruf Persatuan Drum Band Indonesia, kesucian perjuangan amatirisme Persatuan Drum Band Indonesia.

Merah : Tongkat Drum Mayor dan Drum, keberanian, kedisiplinan, satria dalam perjuangan meninggikan nama bangsa dan negara.

Untuk informasi lebih lengkap tentang PDBI, bisa di klik di link berikut : http://www.pbpdbi.or.id/

Senin, 11 Mei 2015

Pengelompokan Alat-Alat Marching Band

Instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band umumnya dapat dikelompokkan pada beberapa kategori menurut jenis dan cara memainkan alat marching band. Pengelompokkan alat marching ini secara tidak langsung pula mempengaruhi struktur organisasional kepelatihan yang umumnya dispesifikasikan menurut kategori-kategori alat drum band tersebut, masing-masing kategori alat band memiliki pelatih tersendiri. Selain kepelatihan, pengelompokkan alat drum ini umumnya berpengaruh pula pada perilaku sosial para pemain marching drum band yang terlibat dengan menciptakan kelas-kelas social drum band non-formal yang membentuk kebanggaan kelompok.
  1. Instrumen Musik Perkusi

Instrumen musik perkusi marching band atau disebut sebagai Marching percussion merupakan instrumen-instrumen musik perkusi yang didisain untuk dimainkan sambil berjalan dengan meletakkan drum pada alat pengait khusus (disebut dengan carrier) yang dikenakan oleh drummer. Drum-drum tersebut didisain dan disetem dengan artikulasi maksimum dan dilengkapi proyeksi suara karena aktivitas penggunaan yang umumnya di lapangan terbuka ataupun ruang tertutup yang luas. Instrumen ini biasanya digunakan oleh grup marching band. Ensembel marching percussion sering pula disebut sebagai drumline atau battery. Tingkat kemampuan sebuah drumline tidak hanya bermain dengan baik, namun juga harus mampu untuk bermain dengan baik dalam tempo cepat ataupun lambat.

Instrumen musik perkusi dalam kelompok ini merupakan jenis instrumen bergerak yang dibawa oleh pemain dan dimainkan dalam barisan seperti halnya instrumen musik tiup. Seksi yang memainkan instrumen musik perkusi sambil berjalan disebut juga sebagai drumline atau battery. Ragam instrumen musik perkusi yang digunakan alat marching umumnya lebih sedikit dari yang digunakan pada permainan alat marching band. Contoh instrumen ini antara lain snare drum, drum tenor / quint, drum bass, simbal.

  • Snare drum

Ukuran marching snare drum biasanya lebih dalam dari ukuran yang biasanya digunakan pada orkestra atau drumkit. Hal ini membuat suara yang dihasilkan menjadi lebih keras, sesuai dengan kebutuhannya untuk penggunaan di lapangan terbuka. Ukuran standar (diameter x kedalaman) adalah 13×11 dan 14×12 inci dengan berat antara 16-45 lb. Ukuran yang lebih kecil (13×9) akhir-akhir ini menjadi populer digunakan untuk kebutuhan penggunaan di lapangan tertutup. Snare drum “high tension” modern dikembangkan sebagai jawaban atas tensi membran yang lebih tinggi yang dimungkinkan karena pemanfaatan serat fiber, atau kevlar. Drum tensi tinggi pertama kali dikembangkan oleh Legato di Australia, dan menjadi lebih sempurna saat mulai digunakan pada marching band.

  • Drum tenor



Marching band modern umumnya menggunakan multi-tenor, yang terdiri atas beberapa tom-tom yang dimainkan oleh seorang drummer. Bagian bawah drum biasanya terbuka dan dipotong menyiku untuk memproyeksikan suara ke arah depan. membran head menggunakan double-ply PET film untuk meningkatkan kualitas proyeksi suara. Alat ini umumnya dimainkan dengan menggunakan malet yang terbuat dari kayu atau aluminimum dengan ujung berbentuk bundar terbuat dari nilon. Teknik permainan tenor drum umumnya berbeda dengan teknik yang digunakan untuk bermain snare drum, lebih mirip seperti bermain timpani karena membran dipukul biasanya lebih dekat pada sisi-sisinya dibandingkan bagian di tengah membran. Bentuk pukulan seperti ini menghasilkan suara yang lebih nyaring. Drum tenor umumnya terdiri dari tom-tom berukuran 10, 12,13, dan 14 inci yang diatur membentuk busar, seringkali dengan tambahan satu atau dua buah tom yang lebih kecil (berukuran 6 atau 8 inci) di sisi sebelah dalam.
  • Drum bass



Ukuran drum bass yang digunakan pada ensembel perkusi modern bervariasi, dengan lebar universal 14 inci, dan diameter 14 inci dan bertambah setiap 2 inci. Membran drum biasanya terbuat dari PET film lembut berwarna putih. Tidak seperti snare drum dan drum tenor, drum bass dimainkan oleh drummer dari kedua sisinya. Umumnya sebuah drum line menggunakan 4 hingga 6 jenis drum bass dengan ukuran yang berbeda-beda, tiap satu drum bass dimainkan oleh seorang drummer
  • Simbal



Simbal dalam marching band tidak dimainkan dengan tujuan yang sama seperti orkestra. Ada perubahan pada grip simbal yang dibuat khusus untuk kebutuhan marching band. Simbal marching band biasanya terdiri atas dua keping yang terpasang pada ke dua tangan pemainnya. Untuk memainkan simbal marching band kedua kepingan itu diadu satu dengan lainnya sehingga menghasilkan suara. Jumlah pemain simbal tiap-tiap grup marching band bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

    2. Instrumen pit (statis)


Instrumen pit pada dasarnya merupakan instrumen musik perkusi yang bernada. Pada penampilan orkes barisan, jenis instrumen ini bersifat statis, pemainnya tidak ikut dalam barisan seperti kelompok instrumen lainnya melainkan memainkannya di bagian depan lapangan yang digunakan dalam penampilan. Ragam jenis instrumen yang digunakan orkes barisan umumnya lebih bervariatif dibandingkan drum band (orkes barisan terdahulu). Beberapa grup orkes barisan bahkan kadang-kadang merakit sendiri instrumen pit untuk menghasilkan suara-suara unik dalam musik yang dimainkan. Jenis-jenis instrumen pit yang umumnya digunakan pada penampilan orkes barisan antara lain: Xylophone, Vibraphone, Marimba, Gong cina, Timpani, Drum bass konser, Tubular bell.


    3. Instrumen musik tiup


Instrumen Musik Tiup Instrumen musik tiup marching band atau lebih dikenal dengan Marching brass merupakan instrumen-instrumen musik tiup logam yang telah didisain untuk dimainkan sambil berjalan, umumnya instrumen musik tersebut digunakan dalam penampilan marching band. Perbedaan utama dengan instrumen musik tiup logam lainnya umumnya terdapat pada corong yang menghadap ke depan (bell-front), menggunakan sistem katup (antara tiga hingga empat katup), dan artikulasi yang dirancang untuk penampilan di lapangan terbuka (outdoor). Corong yang menghadap ke muka berfungsi untuk membuat suara yang dihasilkan dapat terproyeksi ke arah depan sesuai dengan posisi yang umumnya dipilih oleh penonton dalam sebuah pertunjukan marching band.

Pada mulanya ragam instrumen musik tiup yang digunakan dalam marching band identik dengan yang digunakan drum band. Namun pada perkembangannya, beberapa jenis instrumen musik tiup seperti cornet, clarinet, flugelhorn, saksofon (termasuk di dalamnya sofrano, alto, dan tenor), trombone, sousaphone, dan flute yang jamak digunakan alat drum band sudah ditinggalkan. Umumnya instrumen musik tiup yang digunakan dalam permainan marching drum band menggunakan nada dasar B? atau F. Jenis instrumen itu antara lain terompet, french horn, mellophone, tenor horn, baritone, euphonium, contra bass / tuba.


  • Terompet

Terompet dalam penampilan musik marching band digunakan sebagai soprano, umumnya memainkan melodi dalam musik. Meski demikian umumnya dalam aransemen musik marching band fungsionalitas soprano dibagi menjadi dua atau tiga kelompok untuk memainkan nada yang berbeda (biasanya mengisi rentang suara sopran, dan mezzo-sopran). Di Indonesia umumnya grup-grup marching band menggunakan terompet bernada dasar B♭, namun terdapat pula grup-grup marching band yang menggunakan terompet bernada dasar G.

  • Mellophone


Mellophone merupakan instrumen musik tiup yang ditujukan sebagai pengisi suara alto-soprano. Penggunaan mellophone dalam marching band umumnya lebih diminati karena suara dan intonasi yang dihasilkannya lebih konsisten dibandingkan instrumen musik sejenis seperti French Horn. Jenis mellphone yang paling banyak digunakan umumnya bernada dasar F, namun banyak pula ditemukan instrumen bernada dasar G. Biasanya sebuah instrumen mellophone memiliki kemampuan untuk dimainkan dengan nada dasar G ataupun F dengan mengganti panjang pipa udara yang umumnya tersedia sebagai bagian dalam kelengkapan instrumen tersebut.

  • Baritone Horn/Euphonium



Meskipun memiliki fungsi yang sama dengan instrumen yang digunakan dalam pertunjukan orkestra, bentuk baritone horn atau euphonium yang digunakan dalam penampilan marching band telah didisain secara khusus dengan corong menghadap ke muka dan umumnya telah dilengkapi dengan sistem tiga katup. Sesuai dengan namanya instrumen ini digunakan untuk mengisi suara dalam rentang nada baritone. Umumnya instrumen yang digunakan dalam penampilan marching band menggunakan nada dasar B♭.

  • Contra Bass/Tuba


Contra bass atau Tuba digunakan dalam penampilan musik marching band untuk mengisi suara dalam rentang nada bass. Perbedaan antara contra bass dan tuba terletak pada nada dasar yang digunakan pada instrumen tersebut. Jika nada dasar yang digunakan pada instrumen tersebut adalah G maka disebut dengan contra bass, sebaliknya bila menggunakan nada dasar B♭ maka dinamakan sebagai tuba. Seperti umumnya instrumen musik tiup logam yang digunakan dalam penampilan marching band, instrumen ini telah didisain pula untuk dimainkan sambil berjalan dengan corong menghadap ke depan. Namun berbeda dengan instrumen musik lainnya, karena ukurannya yang besar, untuk memainkan instrumen musik ini dilakukan dengan cara dipanggul.

    4. Instrumen Bendera/Colour Guard

Instrumen bendera tidak digunakan untuk bermain musik, melainkan dimanfaatkan oleh pemainnya sebagai alat bantu aksi tarian untuk menghasilkan efek-efek visual tertentu yang mendukung penampilan. Pada praktiknya, pemain instrumen ini tidak selalu menggunakan bendera sebagai aksesori, namun bisa menggunakan peralatan-peralatan lain seperti senapan kayu, selendang, panji-panji, atau bahkan sapu, tergantung pada koreografinya untuk mendukung penampilan secara keseluruhan. Namun biasanya instrumen dasar yang digunakan adalah bendera dan senapan kayu. Bentuk berndera dan aksesori nya pun bisa berbeda beda pada tiap penampilan sebuah band tersebut, karena agar menyesuaikan dengan paket pembawaan dari band tersebut. Beberapa contoh properti pada section ini adalah:

Pembagian Divisi dalam Marching Band

Dalam Marching Band, terdapat divisi-divisi pembentuk Marching Band. Disini saya akan memberikan informasi tentang divisi-divisi dalam Marching Band.
1. DIVISI PERCUSSION BATTERY
  • Snare drum
  • Quint Tom
  • Bass drum
  • Hand Cymbal


2. DIVISI PIT INSTRUMENT (PERCUSSION IN TONE)
  • Marching bells
  • Xylophone
  • Vibraphone
  • Marimba
  • Timpani
  • Chimes
  • Orchestra Cymbal
  • Grand Casa
  • Asesoris lainnya





3. DIVISI BRASS
  • Trumpet
  • Flugel horn
  • Melophone/Frenc Horn
  • Baritone
  • Euphonium
  • Tuba Contra tuba




4. COLOUR GUARD
  • Bendera/Flag standar
  • Big Flag
  • Flag Angel
  • Rifel/senapan
  • Sabre/pedang
  • Air Blade